Aku tidak bisa
berhenti menatapnya. Benar-benar tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Dari
dalam kamarku aku masih terus mencuri pandang. Dia bukan tipeku, bukan pula
seseorang yang akan aku kencani. Hanya saja, aku tidak bisa berhenti menurunkan
pandanganku. Aku terdiam dengan mulut ternganga. Dia begitu mempesona. Ini gila.
Gila sekali, umpatku.
Dari mana dia
datang? Kenapa dia bisa begitu saja berdiri di halaman depan rumah? Siapa dia?
Aku melihatnya kembali ke dalam mobil, aku segera mengambil pena dan kertas
seadanya. Oh Tuhan, aku masih membayangkan bentuk tubuh rampingnya, dan mungkin
otot-otot perut yang luar biasa sixpack.
Aku menuliskan
beberapa nomor ke dalam kertas itu dan berlari menuju halaman depan. Aku
mengetok pintu mobil.
“Hai.” Sapaku.
“Ya?” jawabnya, “Bi?”
“Bagaimana… kamu
bisa… tahu?” aku bertanya setengah tersengal-sengal.
“Oh hai, James,
kamu sudah kenal Bi?” suara mama tepat di belakang punggungku. “Hai, Bi, ini
James.” Mama membuka pintu mobil sebelah sopir.
“Apa maksudnya?”
aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.
“Aku pacar baru
mamamu.” Jawab pria yang ternyata bernama James itu. “Baik-baik ya Bobi di
rumah. Aku pinjam mamamu dulu.”
Aku terhenyak
ketika mobil itu berlalu dari halaman depan. Aku memandang secarik kertas yang
telah kuremas, yang bertuliskan:
HI,
CALL ME MAYBE,
0812345xxx
BOBI
OH, CRAP!
#FF2in1
inspired by: Call Me Maybe - Carly Rae Jepsen
#FF2in1
inspired by: Call Me Maybe - Carly Rae Jepsen
No comments:
Post a Comment